Istilah pembelajaran
(instruction) itu menunjukkan pada usaha siswa mempelajari bahan pelajaran
sebagai akibat perlakuan guru. Disini jelas, proses pembelajaran yang dilakukan
siswa tidak mungkin terjadi tanpa perlakuan guru.
Yang membedakannya hanya terletak pada peranannya saja. Ada tiga prinsip
penting yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran. Pertama,
proses pembelajaran adalah membentuk kreasi lingkungan yang dapat membentuk
atau merubah struktur kognitif siswa.
Tujuan pengaturan lingkungan ini dimaksudkan untuk menyediakan pengalaman
belajar yang memberi latihan-latihan penggunaan fakta-fakta. Kedua,
berhubungan dengan tipe-tipe pengetahuan yang harus dipelajari.
Ada tiga tipe pengetahuan yang masing-masing memerlukan situasi yang berbeda
dalam mempelajarinya. Pengetahuan tersebut adalah pengetahuan fisis, sosial dan
logika.
Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis dari suatu objek
atau kejadian seperti bentuk, besar, berat, serta bagaimana objek itu
berinteraksi satu dengan yang lainnya.
Pengetahuan fisis diperoleh melalui pengalaman indra secara langsung. Misalkan
anak memegang kain sutra yang terasa halus, atau memegang logam yang bersifat
keras dan lain sebagainya.
Pengetahuan sosial berhubungan dengan perilaku individu dalam suatu sistem
sosial atau hubungan antara manusia yang dapat mempengaruhi interaksi sosial.
Contoh pengetahuan tentang aturan, hukum, moral, nilai, bahasa dan lain
sebagainya.
Pengetahuan tentang hal di atas, muncul dalam budaya tertentu sehingga dapat
berbeda antara kelompok yang satu dengan yang lain. Pengetahuan sosial tidak
dapat dibentuk dari suatu tindakan seseorang terhadap suatu objek, tetapi
dibentuk dari interaksi seseorang dengan orang lain.
Pengetahuan logika berhubungan dengan berpikir matematis, yaitu pengetahuan
yang dibentuk berdasarkan pengalaman dengan suatu objek dan kejadian tertentu.
Pengetahuan ini didapatkan dari abstraksi berdasarkan koordinasi relasi atau
penggunaan objek.
Pengetahuan logis hanya akan berkembang manakala anak berhubungan dan bertindak
dengan suatu objek, walaupun objek yang dipelajarinya tidak memberikan
informasi atau tidak menciptakan pengetahuan matematis.
Pengetahuan ini diciptakan dan dibentuk oleh pikiran individu itu sendiri,
sedangkan objek yang dipelajarinya hanya bertindak sebagai media saja.
Ketiga, dalam proses pembelajaran harus melibatkan peran lingkungan
sosial. Anak akan lebih baik mempelajari pengetahuan logika dan sosial dari
temannya sendiri. Melalui pergaulan dan hubungan sosial, anak akan belajar
lebih efektif dibandingkan dengan belajar yang menjauhkan dari hubungan sosial.
Oleh karena, melalui hubungan sosial itulah anak berinteraksi dan
berkomunikasi, berbagi pengalaman dan lain sebagainya, yang memungkinkan mereka
berkembang secara wajar.
Selama menjalani proses kehidupannya, dari mulai lahir sampai dengan akhir
hayatnya manusia tidak akan terlepas dari persoalan atau masalah. Selama
kehidupannya manusia memiliki tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut manusia
akan dihadapkan pada berbagai rintangan.
Manakala ia berhasil mencapai rintangan itu, selanjutnya ia akan dihadapkan
pada tujuan baru yang semakin berat, manakala ia berhasil mengatasi rintangan
itu, maka segera akan muncul tujuan yang lain, demikianlah kehidupan manusia.
Dengan demikian, maka proses pembelajaran harus diarahkan agar siswa mampu
mengatasi setiap tantangan dan rintangan dalam kehidupan yang cepat berubah,
melalui sejumlah kompetensi yang harus dimiliki, yang meliputi, kompetensi
akademik, kompetensi okupasional, kompetensi kultural dan kompetensi temporal.
Itulah sebabnya, makna belajar bukan hanya mendorong anak agar mampu menguasai
sejumlah materi pelajaran akan tetapi bagaimana agar anak itu memiliki sejumlah
kompetensi untuk mampu menghadapi rintangan yang muncul sesuai dengan perubahan
pola kehidupan masyarakat.
Ditulis oleh H.Supyanto,M.Pd
Kepala SDN Duren Jaya II Bekasi Timur
Tidak ada komentar:
Posting Komentar