Selasa, 10 Juli 2012

PENGERTIAN PENGUKURAN


             Sebelum berbicara lebih jauh mengenai pengertian pengukuran, terlebih dahulu perlu dipahami bahwa dalam praktek sering kali terjadi kerancuan atau tumpang tindih (overlap) penggunaan isltilah “evaluasi”, “penilaian”, dan ”pengukuran”. Kejadian ini dapat difahami karena antara ketiga istilah tersebut ada saling keterkaitan. Uraian berikut ini dapat membantu dalam memperjelas perbedaan serta hubungan antara evaluasi, penilaian, dan pengukuran.
            Evaluasi yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Evaluation adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan atau program telah tercapai (Gronlund, 1985).
            Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Wrightstione, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
            Evaluasi dapat juga diartikan sebagai proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan, yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi. Sebagai contoh evaluasi proyek, kriterianya adalah tujuan dari pembangunan proyek tersebut, apakah tercapai atau tidak., apakah sesuai dengan rencana atau tidak, jika tidak mengapa terjadi demikian, dan langkah-langkah apa yang perlu ditempuh selanjutnya. Hasil dari kegiatan evaluasi adalah bersifat kualitatif.
            Anas Sudijono (1996) mengemukakan bahwa evaluasi pada dasarnya merupakan penafsiran atau interpretasi yang bersumber pada data kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari pengukuran. Berbeda dengan evaluasi, penilaian yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment berarti menilai sesuatu. Menilai itu sendiri berarti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran tertentu, seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya.
            Dari pengertian ini maka antara penilaian dengan evaluasi hampir sama, bedanya dalam evaluasi berakhir dengan pengambilan keputusan sedangkan penilaian hanya sebatas memberikan nilai saja. Penilaian merupakan suatu tindakan atau proses menentukan nilai sesuatu obyek. Penilaian adalah suatu keputusan tentang nilai. Penilaian dapat dilakukan berdasarkan hasil pengukuran atau dapat pula dipengaruhi oleh hasil pengukuran.
            Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah measurement adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur dalam arti memberi angka terhadap sesuatu yang disebut obyek pengukuran atau obyek ukur. Mengukur pada hakekatnya adalah pemasangan atau korespondensi 1-1 antara angka yang diberikan dengan fakta yang diberi angka atau diukur.
            Secara konseptual angka-angka hasil pengukuran pada dasarnya adalah kontinum yang bergerak dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan, misalnya dari rendah ke tinggi yang diberi angka dari 0 sampai 100, dari negatif ke positif yang juga diberi angka dari 0 sampai 100, dari otoriter ke demokratik yang juga diberi angka dari 0 sampai 100, dari dependen ke independent yang juga diberi angka dari 0 sampai 100, dan sebagainya. Rentangan angka yang diberikan tidak selalu harus dari 0 sampai 100 tetapi dapat pula menggunakan rentangan lain misalnya dari 10 sampai 50, dari 20 sampai 100, atau dari 30 sampai 150, dan sebagainya, yang penting ukuran dari fakta-fakta yang hendak diukur dari suatu obyek ukur harus merupakan rentangan kontinum yang bergerak dari suatu kutub ke kutub lain yang berlawanan.
            Kalau evaluasi dan penilaian bersifat kualitatif, maka pengukuran selalu bersifat kuantitatif. Alat yang dipergunakan dalam pengukuran dapat berupa alat yang baku secara internasional, seperti meteran, timbangan, stopwatch, termometer, dan lain-lain, dan dapat pula berupa alat yang dibuat dan dikembangkan sendiri dengan mengikuti proses pengembangan atau pembakuan instrumen.
            Menurut Cangelosi (1991) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris. Pengertian yang lebih luas mengenai pengukuran dikemukakan oleh Wiersma dan Jurs (1990) bahwa pengukuran adalah penilaian numerik terhadap fakta-fakta dari obyek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.
            Pengukuran dapat diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta sesuatu, obyek dengan satuan-satuan ukuran tertentu, sedangkan penilaian adalah suatu proses membandingkan sesuatu obyek atau gejala dengan mempergunakan patokan-patokan tertentu seperti baik tidak baik, memadai tidak memadai, memenuhi syarat tidak memenuhi syarat, dan sebagainya.
            Berdasarkan beberapa pengertian evaluasi, penilaian dan pengukuran yang dikemukakan di atas jelas bahwa evaluasi, penilaian, dan pengukuran merupakan tiga konsep yang berbeda. Namun demikian dalam praktek, terutama dalam dunia pendidikan, ketiga konsep tersebut sering dipraktekan dalam suatu rangkaian kegiatan. Sebagai contoh pelaksanaan evaluasi di sekolah di dalamya terintegrasi kegiatan pengukuran dan penilaian.
Tabel berikut dapat lebih memperjelas perbedaan pengukuran, penilaian, dan evaluasi.
Tabel 1. Hasil Ujian Mata Kulia Tes dan Pengukuran
Peserta
Skor
Nilai
Keputusan
Pata Bundu
85
B (plus)
Lulus amat baik
Sunandar
87
A (min)
Lulus paling baik
Arifin Ahmad
75
B
Lulus baik
Pudji Muljono
90
A
Lulus sangat baik
Ramly
80
B
Lulus baik
Sidin Ali
86
B (plus)
Lulus baik
Rusgianto
75
B
Lulus baik
Tukas Imaroh
80
B
Lulus baik
Emi Sola
87
A (min)
Lulus paling baik

Keterangan :
  1. Skor merupakan hasil kegiatan pengukuran
  2. Kategori A, A-, B+, dan B adalah hasil kegiatan penilaian
  3. Klasifikasi lulus Lulus baik, Lulus amat baik, dan Lulus sangat baik adalah merupakan hasil evaluasi. 
sumber : Pengukuran dalam Bidang Pendidikan oleh Prof. Djaali, dkk, UNJ