Rabu, 26 Oktober 2011

Jenis-Jenis Karangan

KARANGAN DESKRIPSI 
A. Karakteristik Karangan Deskripsi
Kata deskripsi berasal dari kata bahasa Latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal. Dari segi istilah, deskripsi adalah suatu bentuk karangan yang melukiskan sesuatu sesuai dengan keadaan sebenarnya, sehingga pembaca dapat mencitrai apa yang dilukiskan sesuai dengan citra penulisnya. Karangan deskripsi bertujuan untuk menyampaikan kesan-kesan tentang sesuatu sifat dan gerak-geriknya.

Untuk mencapai tujuan itu, kita dituntut untuk mampu memilih dan mendayagunakan kata-kata yang dapat memancing kesan serta citra indrawi dan suasana batiniah pembaca. Metafor, kiasan, atau kata-kata konotasi banyak digunakan dalam karangan jenis ini. Disamping itu, penulis karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan perasaan, ia harus mampu menghidupkan objek yang dilukiskan sehidup-hidupnya. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan banyak melatih diri mengamati sesuatu disekeliling kita. Selanjutnya kita lukiskan bagian-bagian yang penting sedetail mungkin.

Menurut Akhadiah,1997, penulisan karangan deskripsi yang baik dituntut tiga hal, Pertama, kesanggupan berbahasa yang memiliki kekayaan nuansa dan bentuk. Kedua, kecermatan pengamatan dan keluasan pengetahuan tentang ciri, sifat, dan wujud objek yang dideskripsikan. Ketiga, kemampuan memilih detil khusus yang dapat menunjang ketepatan dan keterhidupan deskripsi. 
B. Pendekatan Deskripsi
Pendekatan deskripsi dibedakan menjadi tiga yaitu : 1. Pendekatan ekspositoris ; dalam pendekatan ini kita berusaha agar deskripsi yang kita buat dapat memberi keterangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Karangan ini berisi daftar detil sesuatu secara lengkap sehingga para pembaca dapat dengan penalarannya dapat memperoleh kesan secara keseluruhan tentang sesuatu. 2. Pendekatan impresionistik ; bertujuan untuk mendapatkan tanggapan emosional atau kesan dari pembaca, bias juga kesan yang diinginkan oleh penulis. 3. Pendekatan menurut sikap pengarang ; pendekatan ini sangat tergantung kepada tujuan yang ingin dicapai, sifat objek, serta pembaca deskripsinya. Pengarang harus menetapkan sikap yang akan diterapkan sebelum mulai menulis, seperti memilih sikap masabodoh, bersungguh-sungguh, cermat, sikap seenaknya atau sikap yang ironis ( Keraf,1981 ). Karangan deskripsi menurut objeknya dibagi dua yaitu karangan deskripsi orang dan karangan deskripsi tempat. Deskripsi orang meliputi :  deskripsi keadaan fisik  deskripsi keadaan sekitar  deskripsi watak atau tingkah perbuatan  deskripsi gagasan-gagasan tokoh Deskripsi tempat Tempat memegang peranan penting dalam setiap peristiwa. Tidak ada peristiwa yang terlepas dari lingkungan dan tempat. Jalannya sebuah peristiwa akan lebih menarik jika dikaitkan dengan tempat terjadinya peristiwa ( Akhadiah,1997 ). Rambu-rambu dalam mendeskripsikan objek dalam karangan dapat diketahui sebagai berikut : a. menentukan apa yang akan dideskripsikan b. merumuskan tujuan c. menetapkan bagian yang akan dideskripsikan dan d. memerinci dan menyistematiskan hal-hal yang menunjang kekuatan bagian yang akan dideskripsikan. 
KARANGAN NARASI 
A. Karakteristik Karangan Narasi
Istilah narasi atau sering disebut juga naratif berasal dari bahasa Inggris narration (cerita) dan narrative (yang diceritakan). Karangan ini berusaha menyajikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya ( kronologis ), dengan maksud memberi arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Tujuan menulis karangan narasi secara fundamental ada dua, yaitu : i. Hendak memberikan informasi atau memberi wawasan dan memperluas pengetahuan pembaca. ii. Hendak memberikan pengalaman estetis kepada pembaca. Berdasarkan tujuan menulisnya, maka karangan narasi terbagi menjadi dua jenis yaitu narasi informasional / ekspositoris dan narasi artistik / sugestif. Perbedaan antara narasi informasional dengan narasi artistik : Narasi Informasional 1. Memperluas pengetahuan 2. Menyampaikan informasi faktual mengenai sesuatu kejadian. 3. Didasarkan pada penalaran untuk mencari kesepakatan rasional. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa informative dengan titik berat pada pemakaian kata-kata denotatif. Narasi Artistik 1. Menyampaikan suatu makna atau suatu amanat yang tersirat. 2. Menimbulkan daya khayal 3. Penalaran hanya berfungsi sebagai alat untuk menyampaikan makna, sehingga kalau perlu penalaran dapat dilanggar. 4. Bahasanya lebih condong ke bahasa figuratif dengan menitikberatkan penggunaan kata-kata konotatif. Bentuk karangan informasional digunakan untuk karangan faktual seperti biografi, autobiografi, dan sejarah. Sementara karangan narasi artistik digunakan untuk karangan imajinatif seperti cerpen, novel, roman, dan drama.  
B. Prinsip-Prinsip Narasi 
a. Alur ( Plot ) ; adalah yang menggerakkan atau menghidupkan sebuah jalan cerita. Alur memiliki elemen-elemen, yang pertama adalah pengenalan, kedua adalah timbulnya konflik, ketiga : konfilk memuncak dan keempat yaitu pemecahan masalah. 
b. Penokohan ; salah satu ciri khas narasi ialah mengisahkan tokoh cerita bergerak dalam suatu rangkaian perbuatan. 
c. Latar ( setting ) ; adalah tempat dan atau waktu terjadinya perbuatan tokoh atau peristiwa yang dialami tokoh. 
d. Sudut pandang ( point of view ) ; yang dimaksud adalah sudut pandang si pengarang / penulis.
C. Pengembangan Narasi 
Pengembangan karangan narasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut: 
(1) menentukan tema atau amanat apa yang akan disampaikan, (2) menetapkan sasaran pembaca, (3) merancang peristiwa-peristiwa utama yang akan ditampilkan dalam bentuk skema alur, (4) membagi peristiwa utama ke dalam ke dalam bagian awal, perkembangan, dan akhir cerita, (5) memerinci peristiwa-peristiwa utama ke dalam detail-detail peristiwa sebagai pendukung cerita, dan (6) menyusun tokoh dan perwatakan, latar, dan sudut pandang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar