Rabu, 29 April 2009

Pembelajaran Kelas Rangkap

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP
Bagaimana pembelajaran bisa berjalan baik dan efektif, jika gurunya saja tidak lengkap, apalagi para murid tidak mempunyai buku-buku yang diperlukan? Jika murid-murid pada setiap kelas hanya sedikit, bagaimana kita mengoptimalkan pembelajaran, tanpa memubazirkan tenaga guru, seperti di daerah-daerah terpencil untuk kasus pertama dan di daerah-daerah dimana jumlah murid sekolah cenderung menurun.
Salah satu Kiat utama untuk menanggulangi masalah ini adalah pelaksanaan Pembelajaran Kelas`Rangkap.

Pada tahun 2002 Ibu Lynne Hill, seorang pakar pendidikan dari Australia, telah membantu Program CLCC-MBS melalui UNESCO dalam menangani masalah Pembelajaran Kelas Rangkap. Ibu Lynne telah melihat keadaan lapangan di Jawa Timur, NTB dan Sulsel dan berdasarkan pengamatan serta loka karya lokal telah memberikan masukan-masukan pada para praktisi lapangan serta membuat satu Pedoman Pembelajaran Kelas Rangkap yang bisa menjadi panduan bagi para praktisi di lapangan. Pokok bahasan Buku pedoman itu dapat disimpulkan seperti berikut:
Apa dan Bagaimana Pembelajaran Kelas Rangkap ?
Pembelajaran Kelas Rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang terdiri dari dua atau tiga tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuk beberapa waktu. Pembelajaran kelas rangkap sangat menekankan dua hal utama, yaitu kelas digabung secara terintegrasi dan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga guru tidak perlu berlari-lari antara dua ruang kelas untuk mengajar dua tingkatan kelas yang berbeda dengan program yang berbeda. Namun murid dari dua kelas bekerja secara sendiri-sendiri di ruangan yang sama, masing-masing duduk di sisi ruang kelas yang berlainan dan diajarkan program yang berbeda oleh satu guru.

Mengapa Pembelajaran Kelas Rangkap Ada dan Dibutuhkan?
Di Indonesia, pembelajaran kelas rangkap dipandang perlu karena terkait adanya kekurangan guru. Hampir semua sekolah-sekolah di daerah terpencil jumlah gurunya hanya 2-3 orang saja dan siswanya amat sedikit dengan hanya beberapa orang dalam tiap kelas, sehingga mereka harus digabung dengan kelas lain dan diajar oleh satu guru. Adalah tidak mungkin memberikan satu orang guru untuk satu kelas yang hanya dihuni oleh 3-4 murid saja.

Mengelola Pembelajaran di Ruangan Kelas Rangkap
Ada sejumlah strategi pembelajaran yang dapat digunakan oleh seorang guru menghadapi kelas seperti itu, yaitu strategi pembelajaran klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran berkelompok. Pembelajaran berkelompok merupakan cara yang paling efektif untuk menerapkan pembelajaran yang terpusat kepada siswa, karena lewat berkelompok akan dapat terpenuhi kebutuhan siswa. Mengelompokkan siswa memungkinkan mereka mengerjakan tugas yang sesuai dengan kebutuhan me-reka dan pembelajaran terpusat pada siswa bukan pada guru.

Perencanaan dan Pembuatan Program dalam Pembelajaran Kelas Rangkap
Dalam pembelajaran kelas rangkap, guru cukup membuat satu program saja untuk kelas yang berbeda dengan tujuan dan hasil yang berbeda untuk kelompok yang berbeda. Pembelajaran kelas rangkap tidak memerlukan kurikulum yang terpisah untuk masing-masing tingkatan/kelas, tetapi yang kita butuhkan adalah rangkaian peningkatan tantangan dalam pembelajaran, sehingga akan terpenuhi kebutuhan siswa masing-masing kelas. Bagaimana dengan pembuatan jadwal kegiatan kelas? Guru kelas rangkap cukup membuat satu jadwal yang terpadu (integrated) dan tidak perlu ada jadwal untuk tiap-tiap kelas secara berbeda-beda. Misalnya mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk satu jam pelajaran telah mencakup bagi semua siswa, demikian pula mencakup penugasan bagi masing-masing siswa dengan tingkat pengembangan materi yang berbeda.

Pada akhir tahun 70-an dan awal tahun 80-an Indonesia sudah mengenal adanya SD Kecil dan praktek perangkapan kelas khususnya untuk daerah-daerah terpencil. Keberadaan SD Kecil ini juga sudah diakui dan dimasukkan sebagai salah satu institusi yang melaksanakan Wajib Belajar 6 tahun pada tahun 1984. Pelaksanaan SD kecil ini kurang praktis dan tidak bisa menyebar karena adanya keharusan memakai modul-modul yang dikembangkan khusus untuk SD Kecil ini tapi cukup mahal, dan kurangnya pelatihan-pelatihan bagi para guru dan Kepala Sekolah SD Kecil. Disamping itu praktek perangkapan kelas hanya untuk menjawab kekurangan guru saja, bukan menjawab bagaimana kurangnya jumlah murid pada satu sekolah bisa disiasati tanpa memubazirkan guru.

Kita harapkan buku Pedoman yang baru ini bisa dipakai sebagai panduan mengajar, bukan saja di SD SD terpencil yang kekurangan guru, tapi juga di sekolah biasa yang kekurangan murid, termasuk di SD SD MBS kita. Tentu saja akan lebih ideal jika para gurunya juga diberi pelatihan yang memadai.

3 komentar:

  1. Rangkuman ini saya ambil dari buku modul Universitas Terbuka tentang Penelitian Tindakan Kelas semester 6.

    BalasHapus
  2. p.indra bisa bantu saya memberi contoh rpp untuk pembelajaran kelas rangkap yang serempak?
    mohon bantuannya!sebelumnya trimakasih.
    balas di email saya ya pak!
    mucexscript@yahoo.com

    BalasHapus
  3. Minta Conto RPP PKR donk pak

    BalasHapus